Mataram, Rabu, 31 Mei 2023 – Program Studi Hubungan Internasional Universitas Mataram kembali mengadakan acara tahunan Indonesian Foreign Policy Discourse (IFPD) 2023 pada Rabu, 31 Mei 2023. Acara ini merupakan seminar yang diadakan oleh mahasiswa hubungan internasional setiap tahunnya, dengan tujuan membahas kebijakan politik luar negeri Indonesia. IFPD 2023 diharapkan dapat menjadi wadah diskusi dan mendorong analisis yang lebih tajam bagi mahasiswa dalam mempelajari politik luar negeri.
Tahun ini, IFPD mengangkat tema “Indonesian Foreign Policy Discourse on Ministry of Foreign Affairs Special Issues” yang terdiri dari 17 sub-tema mengenai Isu Khusus Kebijakan Luar Negeri Indonesia. Sub-tema tersebut mencakup isu Palestina, hak asasi manusia, isu kemanusiaan, kejahatan lintas negara, pelucutan senjata dan non-proliferasi senjata pemusnah massal, Indonesia dan misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), isu Laut Cina Selatan, isu senjata konvensional, penanggulangan terorisme, perubahan iklim dan kejahatan lingkungan, energi berkelanjutan dan ketahanan energi nasional, isu krisis ekonomi global, dan konflik Rusia-Ukraina.
Pembukaan acara IFPD 2023 secara simbolis dilakukan oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mataram, Dr. Sitti Hilyana, dengan pemukulan gong. Dr. Sitti Hilyana menekankan pentingnya forum diskusi mengenai kebijakan politik luar negeri di tengah meningkatnya citra positif Indonesia di kancah internasional. Beliau menjelaskan bahwa mahasiswa hubungan internasional perlu memahami dan mempromosikan kebijakan luar negeri Indonesia, mengingat negara kita saat ini sedang diawasi oleh dunia internasional. Dr. Sitti Hilyana juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Program Studi Hubungan Internasional Universitas Mataram atas penyelenggaraan IFPD 2023 ini, dan berharap acara ini dapat menghasilkan pemikiran baru yang bermanfaat bagi kebijakan luar negeri Indonesia.
Pameran poster dan seminar paper mahasiswa menjadi highlight dari acara IFPD 2023, dan diadakan secara offline di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat. Minat yang tinggi dari mahasiswa jurusan hubungan internasional dalam mempelajari politik luar negeri terlihat dari jumlah peserta yang mendaftar dan mengirimkan karya mereka dari seluruh Indonesia.
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, terpilihlah tujuh peserta dengan karya terbaik untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka secara langsung di Gedung Dome Prof. Ir. H. Sunarpi, Universitas Mataram. Berikut adalah nama-nama mahasiswa dan sub-tema yang terpilih sebagai finalis IFPD 2023:
- Adinda Noura Ayuningsih – isu Laut China Selatan (Universitas Mataram)
- Ajeng Pramiswari – isu perubahan iklim dan kejahatan lingkungan (Universitas Mataram)
- Innaya Amalia Santoso – isu konflik Rusia-Ukraina (Universitas Mataram)
- Putri Diah Lokahita – isu energi berkelanjutan dan ketahanan energi nasional (Universitas Mataram)
- R.M. Haryo Abdul Aziz – isu senjata konvensional (Universitas Mataram)
- Sepana Virqiyan – isu senjata dan non-proliferasi senjata pemusnah massal (Universitas Darussalam Gontor)
- Yohana Theresia – isu Laut China Selatan (Universitas Brawijaya)
Keberagaman sub-tema yang dipilih oleh peserta IFPD 2023 mencerminkan luasnya kajian politik luar negeri dan pentingnya topik tersebut dalam studi hubungan internasional.
Acara dilanjutkan dengan seminar paper yang disampaikan oleh ketujuh finalis IFPD 2023. Seminar paper terdiri dari tiga sesi, yaitu sesi presentasi, sesi pertanyaan, dan sesi tanggapan. Sebagai Panelis Penanggap Kegiatan IFPD 2023, hadir dosen-dosen hubungan internasional, antara lain Bapak Probo Darono Yakti, M.Hub.Int. (Universitas Airlangga), Ibu Mega Nisfa Makhroja, M.Si., MA. (Universitas Mataram), dan Ibu Heavy Nala Estriani, M.Hub.Int. (Universitas Mataram). Pada sesi tanggapan, para panelis memberikan komentar dan masukan kepada setiap peserta mengenai paper dan presentasi mereka.
R.M. Haryo Abdul Aziz, dengan karyanya mengenai isu Senjata Konvensional, berhasil menjadi pemenang IFPD 2023. Paper-nya membahas strategi politik luar negeri Indonesia dalam menghadapi sanksi Amerika Serikat melalui Counter Adversarles America Through Sanction Act (CAATSA). Pemerintah Indonesia menghadapi ancaman sanksi dari Amerika Serikat setelah merencanakan pembelian Pesawat Jet Tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E dari Rusia. R.M. Haryo menjelaskan beberapa strategi yang dilakukan Indonesia, antara lain melalui diplomasi dengan nilai politik luar negeri bebas-aktif, meningkatkan kekuatan tawar Indonesia di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), dan mempertimbangkan alternatif jet tempur lain yang diproduksi oleh Amerika Serikat atau negara mitranya. Sanksi CAATSA memiliki implikasi yang signifikan terhadap rencana pemerintah Indonesia untuk mengembangkan alutsista pertahanan dengan jet tempur buatan Rusia.
Selain menghadiri seminar paper, para peserta IFPD 2023 juga berpartisipasi antusias dalam kuis mengenai isu khusus kebijakan luar negeri Indonesia, dengan kesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik. Mereka juga menikmati penampilan mahasiswa tahun angkatan 2021 dari jurusan hubungan internasional Universitas Mataram yang menghibur di sela-sela presentasi paper. Peserta juga dapat mengabadikan momen seru mereka dengan berfoto di photobooth IFPD 2023 x Doo Studio setelah sesi seminar paper selesai.
Menghadapi masa depan, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Mataram berkomitmen untuk terus menyelenggarakan IFPD dan kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya yang lebih seru dan menarik bagi mahasiswa. Hal ini merupakan bentuk kontribusi mereka dalam mendukung perkembangan ilmu hubungan internasional, khususnya kajian politik luar negeri di Indonesia.